Product Roadmap adalah sebuah alat komunikasi strategis di dalam organisasi untuk menunjukkan kepada tim dan pemangku kepentingan lainnya mengenai apa visi produk Anda, bagaimana produk ini kemudian dipecah menjadi strategi, dan apa saja inisiatif pengembangan produk yang diperlukan untuk mencapai strategi tersebut.
Terdapat setidaknya tujuh aktivitas utama dalam membangun sebuah produk yang berkualitas, yakni:
- Menggali masalah yang dihadapi pengguna,
- Membuat prioritas dalam pengerjaan proyek,
- Mencari dukungan dari para pemangku kepentingan atau stakeholder,
- Membuat rincian solusi produk yang ditawarkan secara detil,
- Melakukan manajemen proyek, rata-rata menggunakan scrum,
- Mendiskusikan strategi peluncuran produk atau Go-to-Market Strategy,
- Melakukan analisa metriks produk.
Berangkat dari poin-poin di atas, sebuah Product Roadmap menjadi artefak yang sangat penting, baik dalam membuat prioritas implementasi maupun dalam melakukan manajemen ekspektasi dari setiap pemangku kepentingan atau stakeholder. Menyadari betapa pentingnya informasi yang ditampilkan dalam Product Roadmap, tentu perumusannya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan mempertimbangkan berbagai macam hal.
Pada dasarnya, sebuah Product Roadmap berisi informasi keseluruhan mengenai prioritas pengembangan produk. Satu hal yang perlu digarisbawahi dalam penentuan prioritas adalah jangan pernah menggunakan asumsi individu sebagai patokan. Penentuan prioritas harus dibuat seobjektif mungkin, biasanya atas dasar metrics utama dari perusahaan, baik berupa North Star Metrics, KPI, maupun OKR.
Sudah terbayang? Kalau belum, berikut adalah penggambarannya,
Jika, North Star dari perusahaan adalah Conversion Rate,
Maka, Proyek “Meningkatkan Relevansi Hasil Pencarian” menjadi lebih penting dibanding “Membangun sebuah Landing Page.”
Metode Populer untuk Pembuatan Prioritas
Dalam dunia pengembangan produk, ada beragam metode yang digunakan oleh berbagai perusahaan untuk menentukan skala prioritas. Namun, secara garis besar, metode tersebut dikategorikan berdasarkan cara analisanya, yaitu analisa kualitatif dan kuantitatif.
Pada artikel ini, saya akan membahas lebih detil mengenai dua metode yang paling cocok untuk diterapkan di perusahaan rintisan Indonesia, yakni:
- Reach Impact Confidence Effort (RICE),
- Cost of Delay (CoD).
Pertama, Metode Reach Impact Confidence Effort (RICE)
Pada Metode RICE, kita mendasarkan pembuatan prioritas pada potensi dampak dari fitur yang akan dikembangkan. Artinya, ketika harus memilih fokus dari beberapa opsi proyek, maka proyek dengan dampak fitur yang lebih tinggi yang akan dikerjakan terlebih dahulu.
Secara teknis, metode ini menuntut kita untuk menghitung skor RICE dari setiap rencana pengembangan fitur sebagai dasar penentuan prioritas fitur berdasarkan skor. Skor RICE sendiri dapat dihitung dengan formula berikut,
Berikut adalah pemaparan dari masing-masing variabel di atas,
Reach:
Menggambarkan perkiraan jumlah pengguna yang akan terdampak dari fitur yang dikembangkan dalam suatu periode waktu. Misal, jumlah pengguna baru per bulan.Impact:
Menggambarkan nilai dampak dari fitur yang dikembangkan. Untuk mempermudah, kita bisa menggunakan nilai relatif berikut,5: Sangat masif
4: Tinggi
3: Sedang
2: Kecil
1: Bisa diabaikanMisal, peningkatan kecepatan proses transaksi.
Confidence:
Menggambarkan seberapa yakin kita ketika membuat penilaian dari skor Reach dan Impact. Dalam variabel ini, gunakan skala persentase untuk menentukan penilaiannya.Effort:
Menggambarkan seberapa besar upaya yang perlu dilakukan untuk merealisasikan fitur tersebut, baik dari segi analisa produk, pengerjaan desain, hingga engineering.Anda bisa menggunakan skala relatif 1–5 dalam menentukan skor Effort. Kita bisa menggunakan proyek paling ringan sebagai referensi nilai relatif 1.
Berikut adalah contoh hasil analisa prioritas dengan Metode RICE,
Kedua, Metode Cost of Delay (CoD)
Berbeda dengan Metode RICE yang bertumpu pada dampak fitur, Metode CoD menentukan prioritas berdasarkan potensi nilai mata uang, baik Rupiah atau Dollar, yang akan didapat atau dihemat jika fitur tersebut sudah ada.
Pada dasarnya, Metode CoD melihat bahwa semua fitur yang akan dikembangkan memiliki nilai ekonomis, terlebih dari dua hal berikut,
- Fitur yang dikembangkan berpotensi mendatangkan tambahan pendapatan, sehingga tidak adanya fitur tersebut dapat menimbulkan opportunity loss,
- Fitur yang dikembangkan berpotensi mengurangi biaya operasional dibandingkan prosedur bisnis yang telah berlangsung.
Metode ini menuntut kita untuk menghitung skor total Cost of Delay, dengan formula sebagai berikut,
Skor Cost of Delay = Nilai Ekonomis per Satuan Waktu / Durasi Implementasi
Berikut sebuah contoh hasil analisa prioritas dengan Metode CoD,
Komunikasikan Product Roadmap Kepada Semua Pemangku Kepentingan
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah Product Roadmap dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk menjelaskan visi dari suatu produk. Rencana ini hanya akan berjalan baik bila Anda melakukan 2 hal berikut,
- Menginformasikan kepada semua pemangku kepentingan mengenai informasi di Product Roadmap,
- Selalu menjadikan Product Roadmap sebagai referensi utama dalam melakukan perencanaan strategi.
Sebagai alat komunikasi yang baik, Anda pun diharapkan untuk menjelaskan dasar pemikiran bagaimana artefak Product Roadmap tersebut terbuat, apakah berdasarkan pada faktor dampak dari fitur atau faktor ekonomisnya. Dengan pemaparan yang menyeluruh, setiap fungsi di perusahaan tentu akan terbuka dalam mendukung pengembangan produk Anda, mengingat segala dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan jelas dan berdasar.
Dari komunikasi yang baik tersebut, tentu akan terjalin pula koordinasi yang tepat dengan harapan dapat tercipta keselarasan antar fungsi dalam pengembangan produk, seperti,
- Tim Marketing dapat memberikan keputusan mengenai waktu yang tepat dalam menjalankan campaign untuk melakukan kegiatan promosi,
- Tim Operasional dapat menentukan kapan mereka perlalu meningkatkan kapasitas timnya,
- Tim Personalia pun dapat merumuskan rencana perekrutan.
Terlepas dari tim-tim terkait, satu hal yang perlu digarisbawahi pula, pastikan bahwa Product Roadmap dapat diakses oleh seluruh karyawan tanpa terkecuali. Walaupun, mungkin, tidak semua karyawan bersinggungan secara langsung, hal ini dapat menciptakan koordinasi yang lebih baik, di mana seluruh karyawan akan memperoleh informasi mengenai produk yang tengah dikembangkan dan dapat pula berpartisipasi dalam memberikan saran maupun pendapat.
Artikel ini juga ditampilkan di https://medium.com/teman-produk/membangun-product-roadmap-sebagai-alat-komunikasi-strategis-cafa814ddf33
Referensi Artikel:
https://foldingburritos.com/product-prioritization-techniques/
https://roadmunk.com/guides/product-prioritization-techniques-product-managers/